ULIL ALBAB

"Dakwah akan terus berjalan dengan ada maupun adanya kita,bila tidak bersama kita dakwah akan bersama yang lain, jika engkau tidak bersama dakwah engkau bersama siapa?"

Selasa, 18 Mei 2010

"Kidon", Unit Khusus Pembunuh dalam Mossad

Infopalestina: Tugas utama yang ditugaskan kepada para agen Mossad adalah melaksanakan tugas-tugas khusus dalam penculikan, eksekusi dan operasi pembunuhan. Para petinggi Mossad telah membentuk unit khusus untuk tujuan operasi pembunuhan. Unit khusus ini dilatik berulang kali untuk mencapai target pembunuhan dengan sukses. Tujuan yang paling penting dari pendirian unit khusus ini adalah untuk melakukan pencegahan, intimidasi dan menggagalkan kegiatan-kegiatan anti-entitas Israel sebagai tujuan umum Mossad.
Di tengah ramainya pemberitaan tentang operasi pembunuhan baru-baru ini terhadap pemimpin militer Hamas di Dubai, Mahmud Mabhuh, laporan ini mencoba menyoroti secara khusus kesatuan pembunuhan di dalam Mossad, yang dikenal sebagai "Kidon".
Apa Karakter dari Satuan Pembunuh Ini?
"Kidon" berarti belati yang dipasang di pada senjata api atau (bayonet). Yaitu sebuah unit khusus di Bagian Operasi Khusus Mossad "Metsada", yang bertanggung jawab atas operasi-operasi pembunuhan dalam dinas intelijen Israel Mossad. "Kidon" merupakan satu-satunya (satuan) unit di dunia yang disiapkan secara resmi untuk melaksanakan operasi-operasi pembunuhan. Terdiri dari beberapa tim, setiap ti terdiri dari dua belas orang, juga disebut "Kaisarea".
Doktrin Pembunuhan di "Kidon"
Mossad melatih anggota satuan "Kidon" tentang bagaimana menggunakan senjata, melindungian diri sendiri dan memandang rendah kematian. Mereka dilatih bagaimana cara menarik pistol sambil duduk di restoran, jika perlu, baik dengan cara menjatuhkan diri ke belakang kursi atau melancarkan tembakan dari bawah meja, atau menjatuhkan diri ke belakang sambil menendang meja pada saat yang bersamaan, kemudian melepaskan tembakan, semua dalam satu gerakan.
Pertanyaannya adalah apa yang terjadi pada saat di keramaian orang-orang yang tidak bersalah? (Salah seorang peserta latihan mengatakan): kami belajar bahwa di tempat terjadinya penembakan tidak ada orang-orang yang tidak bersalah. Orang yang ada di situ akan melihat kematianmu atau kematin orang lalin, jika kamu yang mati, apakah kamu peduli bila orang yang menyaksikan mengalami cedera? Tentu saja tidak. Yang ada dalam pikiran adalah tetap hidup, kamu yang tetap hidup. Kamu harus melupakan semua yang pernah kamu dengar tentang keadilan.
Dalam posisi seperti ini maka hanya ada dua hal yang terjadi, kamu yang membunuh atau terbunuh. Kewajiban kamu adalah melindungi raja Mossad, aitu melindungi diri kamu sendiri. Begitu kamu kehilangan ini maka kamu kehilangan rasa malu egois, meskipun egois tampak bagaikan barang yang bernilai – sesuatu yang sulit bagi kamu untuk hilang dri kamu ketika kami kembali ke rumahmu pada akhir hari.
Pembunuhan yang Paling Terkenal
Unit khusus Mossad ini memiliki berbagai metode dalam pembunuhan, yang semuanya menunjukkan besarnya kebencian yang disembunyikan dan ditunjukkan oleh para pemimpin Zionis. Nampaknya yang paling meluas adalah pembunuhan yang dilakukan sebagai respon atas aksi di Munich yang dilakukan oleh orang Palestina terhadap delegasi olah raga Zionis pada awal tahun tujuh puluhan:
1. Pada Oktober 1972, pembunuhan terhadap Wael Zuaiter, perwakilan PLO di Italia. Pembunuhan dilakukan dengan memberondongkan selusin peluru di tempat yang berbeda pada tubuh korban.
2. Pada Januari 1973, pembunuhan terhadap Hussein Bashir, perwakilan Fatah di Siprus, dengan cara pemasala alat peledak di bawah tempat tidurnya di Hotel Olympic di Nicosia.
3. Pada bulan April 1973, pembunuhan terhadap Dr. Yasser al Qubosy, profesor hukum di Universitas Amerika di Beirut. Dia dihabisi dengan berondongan 12 peluru di Paris seperti yang terjadi pada Zuaiter.
4. Pada Desember 1977, pembunuhan terhadap Muhamad Hamshari, perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Perancis, yang percaya sebagai pemimpin Black September di Perancis. Pembunuhan dilakukan melali alat peledak yang ditanam di bawah meja kantornya. Di mana seorang agen Mossad yang menyamar sebagai seorang jurnalis untuk melakukan wawancara telepon dengannya mengatur pembunuhan ini, dengan memberikan isyarat kepada agen lain yang bertugas meledakan bom saat Hamshari tiba di kantornya.
5. Pada bulan Maret 1990, Mossad memunuh «Gerald Bull» ilmuwan Kanada yang mengembangkan program militer yang terkenal dengan (senjata pemusnah) untuk kepentingan Irak. Pembunuhan dilakukan di kamar korban di kota Brussel. Aksi ini memiliki dampak paling besar dalam proses penghentian pengembangan program ini.
6. Pada Oktober 1995, pembunuhan terhadap Dr. Fathi Shakaki, Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Palestina di Malta. Tokoh perlawanan Palestina ini dihabisi dengan dua peluru menembus kepalanya yang ditembakkan dari jarak dekat di sisi kanan.
Aksi-aksi yang Gagal
1. Pada tahun 1973, di Lillehammer di Norwegia, Kidon membunuh Ahmad Bouchikhi al Maghribi yang sedang keluar bersama istrinya yang sedang hamil pergi ke rumahnya. Kidon menyakini dia adalah Hasan Ali Salamah, pemimpin aksi berani mati di Munich. Para agen "Kidon" berhasil ditangkap oleh pihak berwenang Norwegian, yang kemudian dikenal sebagai skandal "Lillehammer".
Setelah itu dihentikan aksi mengejar Hasan Ali Salamah beberapa waktu untuk kemudian dilanjutkan kembali pada era Menachem Begin. Maka dimulailah kemali ide untuk menghabisi Hasan Ali Salamah. Tugas ini diberikan kepada Mike Harari. Dia akhirnya bisa menghabisi Hasan Ali Salamah dengan bom mobil setelah 5 kali usaha pembunuhan yang gagal. Zionis Israel menjulukinya dengan "Pangeran Merah" karenanya sulitnya mengejar diadalam persembunyian.
2. Pada awal tahun sembilan puluhan, dua anggota unit "Kidon" di ibukota Austria, "Wina", terbunuh ketika keduanya sedang memburu Wakil Menteri Pertahanan Iran Majed Absfor, sepeda motor keduanya terjungkal dan tersangkut mobil yang melaju cepat. Sampai saat ini pihak Zionis Israel menolak menyebutkan nama keduanya, meskipun sudah lewat 14 tahun kematian keduanya. Foto mereka digantung di sebuah ruangan di sebelah foto Eli Cohen, mata-mata Zionis yang dihukum mati di Damaskus.
3. Pada tahun 1997 adalah usaha pembunuhan pertama yang dilakukan "Kidon" di tanah Arab. Yaitu usaha untuk membunuh Khaled Mesy’al, pemimpin Hamas, dengan penyemprotan racun. Pembunuhan di Negara-negara Arab dilakukan melalui oleh unit-unit khusus militer Israel seperti "Brigade Staf” atau Siirt Matkal yang membunuh Abu Jihad, komandan nomor dua di gerakan Fatah di Tunisia.
Pemimpin Terkenal
- Hagai Hadas, ketua tim perundingan resmi dalam pembebasan serdadu Israel Gilad Shalit, yang saat ini ditahan oleh perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Menurut laporan-laporan asing, dia dulu memimpin unit Kidon ketika operasi pembunuhan Shikaki pada tahun 1995.
- Tzipi Livni, mantan Menteri Luar Negeri Zionis dan ketua Partai Kadima. Dalam sebuah laporan Perancis diungapkan bahwa Tzipi Livni adalah bagian dari unit khusus Mossad tersebut, yang memasukkan racun ke ilmuwan nuklir Irak di Paris pada tahun 1983.

Al Majd, 8/2/2010


Minggu, 16 Mei 2010

Biografi Imam Malik

Dalam sebuah kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti ceramah al muwatta' (himpunan hadits) yang diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam. Namun Imam Malik memberikan nasihat kepada Khalifah Harun, ''Rasyid, leluhur Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia.''

Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.'' Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.

Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.

Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.

Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.

Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.

Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ''Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.''

Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.

Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.

Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.

Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.